
Pernah dengar soal kayu bengkirai? Banyak tukang dan arsitek di Indonesia menganggapnya sebagai salah satu kayu andalan buat outdoor. Tapi, nggak sedikit juga yang kaget pas lihat harganya di toko material. Benarkah kayu bengkirai memang semahal itu? Atau cuma soal gengsi saja? Kayu satu ini memang punya reputasi tahan hujan, panas, bahkan rayap. Tapi harga sering jadi “deal breaker”, apalagi buat yang pengen bangun rumah atau sekadar ganti pagar. Ada cerita menarik soal kenapa kayu ini dicap mahal dan kenapa tetap laku dijual mahal meskipun banyak pilihan lain di pasaran.
Apa Itu Kayu Bengkirai dan Kenapa Banyak Dicari?
Kayu bengkirai, atau kadang disebut yellow balau, sebenarnya asli dari hutan tropis Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia. Pohonnya bisa tumbuh raksasa, tingginya sampai 40 meter lebih! Teksturnya padat, berwarna kuning muda kecokelatan, dan serat kayunya nyaris sempurna—jarang ada cacat atau bolong. Uniknya, kayu ini nggak gampang rusak walau kena hujan, panas, atau dimakan rayap. Justru makin lama digunakan, warnanya bisa jadi makin elegan dan klasik. Karena daya tahannya itu, bengkirai jadi pilihan utama untuk decking, jembatan, tiang pagar, bahkan pelabuhan kecil. Semakin hari, permintaan internasional juga nggak kalah heboh. Banyak negara seperti Jepang dan Australia sering impor kayu bengkirai dari Indonesia karena mereka suka produk yang bertahan puluhan tahun.
Menariknya, proses panen bengkirai nggak semudah membalikkan telapak tangan. Sekali nebang, satu pohon butuh waktu puluhan tahun lagi untuk siap dipanen ulang. Makanya, jumlah kayu bengkirai relatif terbatas. Ngomong-ngomong, regulasi hutan makin ketat, jadi nggak setiap tempat bisa sembarangan menebang dan menjual kayu ini. Sampai sekarang, kayu bengkirai tetap jadi langganan proyek-proyek infrastruktur seperti jalan setapak pejalan kaki di taman kota, dermaga, sampai villa-villa mewah. Kalau nggak percaya, coba cek di hotel-hotel bintang lima—lantai outdoor-nya sering kali pakai bengkirai buat kesan natural dan eksklusif.
Kisaran Harga Kayu Bengkirai di Pasaran Saat Ini
Harga jadi pertanyaan utama. Banyak orang nyangka kayu bengkirai harganya selangit, padahal realitanya cukup beragam. Kalau di Indonesia harga bengkirai papan berukuran 2x10 cm dengan panjang 4 meter, rata-rata dibanderol sekitar Rp110.000 per meter. Sementara kayu bulat dengan diameter 30 cm ke atas, harganya bisa jauh lebih mahal, terutama kalau sudah dikeringkan oven dan kualitasnya premium. Tapi bukan cuma ukuran dan kualitas yang bikin harga naik-turun—supply dari hutan, biaya logistik, aturan pemerintah soal penebangan, sampai kurs dolar juga punya pengaruh besar.
Pernah ada cerita, tahun 2023 harga kayu naik gila-gilaan gara-gara isu kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera. Stok jadi langka, otomatis harga bengkirai ikut “melambung”. Tapi kadang, kalau ekspor dibatasi sama pemerintah, stok lokal malah melimpah dan harga bisa sedikit turun. Jadi, harga bengkirai tipe lokal kadang bisa di bawah Rp90.000 per meter, tapi yang sudah diproses dan ekspor-ready bisa melonjak nyaris 2 kali lipat. Ada juga toko yang naikin harga cuma karena lokasi mereka jauh dari pelabuhan atau pabrik penggergajian.
Bagi yang ngincer harga miring, jangan gampang tergiur label "bengkirai murah", soalnya banyak juga yang jajakan kayu imitasi. Ada yang cuma sekadar serupa warna, padahal kekuatan dan daya tahan nggak ada apa-apanya. Mending tanya ke penjual, minta lihat sertifikat legalitas atau uji lab, biar nggak rugi di belakang.

Fakta Unik & Kelebihan Kayu Bengkirai Dibanding Material Lain
Salah satu fakta yang sering nggak disadari orang, harga kayu bengkirai itu nggak cuma karena “kayunya keren”. Ada alasan teknis kenapa harga bisa naik, yaitu kekuatan dan tingkat kekerasan kayunya. Skala Janka Hardness Test—ukuran untuk mengukur kekerasan kayu—kayunya bengkirai bisa tembus di angka 2,000 lbs lebih. Bandingin sama kayu kamper atau meranti yang biasanya di bawah 1,000 lbs. Bengkirai juga tahan air lebih baik, nggak gampang melengkung walau cuaca ekstrim. Punya tingkat pengerutan rendah saat kering. Itu alasan utama kayu ini dipilih buat jembatan, rumah panggung, bahkan rel kereta di luar negeri.
Ada satu tips unik: kalau mau bikin lantai outdoor rumah supaya nggak gampang licin dan awet lebih dari 10 tahun, pakai bengkirai yang sudah di-finishing dengan oil khusus. Ini bakal bikin warnanya keluar alami, plus tekstur jadi tetap terjaga. Ditambah, aroma kayunya agak wangi, mirip resin alami, bukan bau kayu lembab murahan.
Jangan kaget, di luar negeri bengkirai sering dijadikan “mainan” buat eksperimen kekuatan. Ada lomba pancang tiang antara kayu lokal Amerika melawan bengkirai dari Indonesia. Bengkirai selalu menang telak dari segi daya tahan getaran dan beban. Jadi nggak heran di Indonesia sendiri, bengkirai juga jadi pilihan untuk deck kolam renang hotel-hotel besar, bahkan pelabuhan kecil di pantai Lombok atau Karimun Jawa. Selain soal kualitas, bengkirai jadi favorit karena lebih ramah lingkungan dibanding decking plastik—asal ambilnya dari hutan legal dan berkelanjutan ya.
Tips Membeli Kayu Bengkirai Asli dan Maksimalkan Keuntungan
Namanya juga harga premium, pasti ada yang coba curang di pasar. Salah satu tips penting saat beli bengkirai: jangan mudah percaya sama penjual yang bilang "ini pasti kayu bengkirai!" cuma dari tampilan warna. Kadang, kayu kapur atau meranti muda di-finishing supaya mirip bengkirai. Perhatikan beratnya; bengkirai asli cenderung lebih berat dan padat. Kalau punya waktu, siram permukaan kayu dengan sedikit air. Kayu bengkirai nggak gampang menyerap air dan permukaan tetap kuat.
Buat yang pengen dapetin harga terbaik, jangan langsung beli di satu toko. Bandingin minimal di tiga tempat, cek reputasinya, bahkan cari review pembeli lain di media sosial atau marketplace. Jangan ragu minta contoh potongan kecil sebelum beli dalam jumlah besar. Kalau beli ratusan meter, nego langsung ke distributor atau pabrik bisa menghemat jutaan rupiah. Jangan lupa cek sertifikat SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu)—ini penting biar nggak kena masalah hukum dan jaminan kualitas asli hutan Indonesia.
Biar kayu bengkirai lebih awet, olesi wood oil setiap 6 bulan sekali. Ini bikin warna kuning emasnya tetap bertahan dan permukaan nggak gampang berjamur. Jangan takut rawat sendiri—campur minyak linseed dengan sedikit minyak jati bisa jadi ramuan ampuh perawatan harian. Kalau udah berlumut, cukup sikat pakai sabun kayu, jangan pakai bahan kimia keras soalnya bisa bikin permukaan pecah.
Ada juga trik buat menghemat pengeluaran: kombinasikan bengkirai dengan kayu lokal kualitas medium buat area yang nggak terlalu terekspos cuaca. Jadi, nggak perlu pakai 100% bengkirai di seluruh proyek tapi kualitas tetap dapet. Poin terakhir, untuk proyek besar kayak villa atau resort, pertimbangkan beli langsung ke pabrik penggergajian biar bisa pesan sesuai standar ukuran dan potongan yang diinginkan. Ini bisa menghemat banyak biaya logistik.
Jadi, apakah kayu bengkirai itu mahal? Bisa iya, bisa juga tidak—tergantung dari kebutuhan dan kepandaian memilih. Kalau dipakai pintar, kayu ini justru bisa jadi investasi jangka panjang buat rumah impian. Jangan lupa, pastikan selalu membeli kayu bengkirai asli biar nggak nyesel di kemudian hari!
Tulis komentar