Jika Anda sedang membangun rumah, memperbaiki lantai, atau membuat perabot kayu di Kalimantan, pertanyaan paling sering muncul adalah: kayu bengkirai benar-benar tahan rayap? Atau apakah ada pilihan lain yang lebih baik? Banyak orang percaya bahwa semua kayu keras otomatis anti-rayap. Itu salah. Rayap tidak peduli seberapa keras kayunya - mereka hanya mencari selulosa, dan semua kayu punya itu. Tapi ada perbedaan besar antara kayu yang mudah dimakan dan kayu yang benar-benar sulit ditembus. Ini bukan soal harga. Ini soal sifat alami kayu itu sendiri.
Kayu Bengkirai: Bukan Solusi Ajaib
Kayu bengkirai sering dijual sebagai pilihan utama untuk konstruksi rumah di Kalimantan. Warnanya kuning kecoklatan, teksturnya padat, dan harganya lebih terjangkau daripada ulin. Tapi jangan salah paham: bengkirai bukan kayu anti-rayap. Ia tahan lebih lama daripada kayu jati atau kayu kamper biasa, tapi tetap bisa diserang rayap jika tidak diolah dengan benar. Banyak rumah baru di Samarinda yang menggunakan bengkirai untuk lantai dan rangka atap - dan dalam 3-5 tahun, mulai muncul lubang kecil, serbuk kayu di bawah kaki meja, atau suara remuk-rempuk saat diinjak. Itu tanda rayap sudah masuk. Bengkirai tidak punya minyak alami yang cukup kuat untuk mengusir rayap. Ia butuh perlakuan kimia, seperti impregnasi dengan borax atau CCA, agar bisa bertahan lama. Tanpa itu, ia sama saja dengan kayu biasa.
Kayu Ulin: Raja yang Benar-Benar Tahan
Kalau Anda ingin kayu yang benar-benar tahan rayap tanpa perlu pengawetan kimia, maka kayu ulin adalah pilihan paling andal. Ulin berasal dari hutan Kalimantan, dan kayunya punya kandungan minyak alami yang sangat tinggi - bahkan lebih tinggi daripada kayu jati. Minyak ini tidak hanya membuatnya tahan air, tapi juga mengusir serangga, termasuk rayap. Penelitian dari Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan di Bogor menunjukkan bahwa ulin bisa bertahan lebih dari 40 tahun di tanah tanpa perlakuan tambahan. Di beberapa rumah tua di Banjarmasin, lantai ulin masih utuh meski sudah berusia 60 tahun. Ulin juga sangat keras, dengan kepadatan sekitar 1.200 kg/m³. Itu berarti bahkan jika rayap mencoba menggali, mereka akan kesulitan. Harganya memang 2-3 kali lipat lebih mahal dari bengkirai, tapi jika Anda memikirkan umur pakai, ini investasi jangka panjang. Tidak perlu ganti lantai setiap 5 tahun. Tidak perlu repot-repot menyemprot racun rayap tiap musim hujan.
Perbandingan Nyata: Bengkirai vs Ulin vs Kayu Lain
Ini tabel perbandingan nyata berdasarkan pengalaman di lapangan di Kalimantan Timur dan Selatan:
| Kayu | Ketahanan Alami terhadap Rayap | Umur Pakai Tanpa Perawatan | Harga Per m³ (2025) | Butuh Pengawetan Kimia? |
|---|---|---|---|---|
| Kayu Ulin | Sangat Tinggi | 40+ tahun | Rp 28.000.000 | Tidak perlu |
| Kayu Bengkirai | Sedang | 10-15 tahun | Rp 11.000.000 | Ya, wajib |
| Kayu Jati | Tinggi | 20-30 tahun | Rp 18.000.000 | Tidak selalu |
| Kayu Meranti | Rendah | 3-5 tahun | Rp 6.500.000 | Ya, sangat wajib |
| Kayu Pinus | Sangat Rendah | 1-3 tahun | Rp 5.000.000 | Ya, mutlak |
Perhatikan: bengkirai yang tidak diawetkan akan hancur lebih cepat daripada pinus yang diawetkan. Jadi, jangan tergoda harga murah. Anda bisa hemat Rp 17 juta per m³ sekarang, tapi dalam 5 tahun, Anda akan menghabiskan Rp 20 juta lagi untuk ganti lantai dan biaya perbaikan kerusakan akibat rayap.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Hanya Bisa Beli Bengkirai?
Tidak semua orang punya anggaran untuk ulin. Tapi itu bukan alasan untuk menyerah. Jika Anda terpaksa pakai bengkirai, ada tiga langkah wajib yang harus dilakukan:
- Gunakan kayu yang sudah diawetkan industri - jangan beli kayu mentah dari pasar tradisional. Cari yang sudah diimpor dengan sertifikat perlakuan kimia, seperti CCA (Chromated Copper Arsenate) atau ACQ (Alkaline Copper Quaternary). Di Samarinda, toko seperti PT. Kaltim Timber dan CV. Borneo Wood sudah menyediakan bengkirai yang sudah diawetkan.
- Jangan biarkan kayu menyentuh tanah - rayap selalu datang dari tanah. Pastikan ada jarak minimal 15 cm antara lantai kayu dan tanah. Gunakan beton atau bata sebagai alas. Jika Anda memasang tiang, pastikan ada pelindung logam atau plastik antara kayu dan beton.
- Gunakan sistem deteksi dini - pasang perangkap rayap di sekeliling fondasi rumah. Ini murah, sekitar Rp 300.000 per unit, dan bisa memberi tahu Anda sebelum kerusakan besar terjadi. Di rumah-rumah di Kecamatan Sambutan, penggunaan perangkap rayap berhasil mengurangi serangan hingga 80% dalam 2 tahun.
Kayu Lain yang Bisa Dipertimbangkan
Ulin dan bengkirai bukan satu-satunya pilihan. Ada beberapa kayu lokal lain yang juga cukup tahan:
- Kayu jati - punya minyak alami yang kuat, tahan lama, dan indah. Tapi pasokannya terbatas dan harganya naik drastis. Cocok untuk perabot, bukan struktur besar.
- Kayu belian (kayu besi) - sejenis ulin, tapi lebih jarang. Sering disebut "ulim" di daerah Kutai. Kekerasannya hampir sama, tapi lebih sulit ditemukan.
- Kayu kapur - banyak digunakan di Sumatera, tapi di Kalimantan kurang populer. Tahan rayap sedang, tapi lebih rentan terhadap jamur. Harganya murah, tapi tidak direkomendasikan untuk lantai.
Jangan tergoda oleh kayu impor seperti eucalyptus atau pine yang dijual sebagai "kayu anti-rayap". Kebanyakan dari itu adalah kayu yang sudah diolah kimia, dan efeknya hanya bertahan 5-8 tahun. Setelah itu, racunnya menguap, dan rayap kembali menyerang.
Yang Harus Dihindari
Ini kesalahan paling umum yang dilakukan pemilik rumah di Kalimantan:
- Menganggap "kayu keras = anti-rayap" - tidak benar. Kekerasan tidak menjamin ketahanan terhadap rayap.
- Mengandalkan semprotan racun rumahan - itu hanya mematikan rayap yang terlihat, bukan koloni di bawah tanah.
- Menggunakan kayu bekas tanpa pemeriksaan - kayu bekas bisa jadi sarang rayap tersembunyi.
- Mengabaikan kelembapan - rumah lembap mempercepat serangan rayap. Pastikan ventilasi baik dan atap tidak bocor.
Kesimpulan: Pilih yang Tepat, Bukan yang Murah
Jika Anda ingin rumah yang bebas rayap selama puluhan tahun, pilih kayu ulin. Itu investasi yang benar-benar bernilai. Jika anggaran terbatas, gunakan bengkirai yang sudah diawetkan secara industri - dan jangan lupakan sistem deteksi dini. Jangan pernah membeli kayu mentah tanpa sertifikat perlakuan. Rayap tidak membedakan antara rumah mewah dan rumah sederhana. Mereka hanya mencari makanan. Dan mereka akan datang jika Anda memberi kesempatan. Pilih kayu yang tidak bisa dimakan. Bukan yang harganya murah, tapi yang bisa bertahan.
Apakah kayu bengkirai benar-benar tahan rayap?
Tidak secara alami. Kayu bengkirai hanya tahan sedang terhadap rayap. Tanpa pengawetan kimia seperti CCA atau ACQ, ia bisa diserang rayap dalam waktu 3-5 tahun. Jadi, jangan percaya klaim "anti-rayap" jika kayunya belum diolah industri.
Kayu ulin lebih mahal, apakah sepadan?
Ya, sangat sepadan. Ulin bisa bertahan lebih dari 40 tahun tanpa perawatan, sementara bengkirai biasanya harus diganti setiap 10-15 tahun. Biaya penggantian, tenaga kerja, dan kerusakan akibat rayap jauh lebih mahal daripada selisih harga awal. Ulin adalah investasi jangka panjang, bukan biaya operasional.
Bagaimana cara tahu kayu sudah diawetkan?
Cek sertifikat dari toko atau pabrik. Kayu yang sudah diawetkan biasanya berwarna hijau keabu-abuan (karena proses CCA atau ACQ), dan ada stempel atau label resmi. Jika warnanya kuning alami dan tidak ada keterangan, kemungkinan besar belum diawetkan.
Bisakah kayu ulin digunakan untuk lantai?
Ya, ulin adalah salah satu kayu terbaik untuk lantai. Kekerasannya tinggi, tidak mudah tergores, dan tahan terhadap kelembapan. Banyak rumah tradisional di Kalimantan Selatan yang masih menggunakan lantai ulin berusia 60 tahun.
Apa yang harus dilakukan jika sudah ada serangan rayap?
Jangan langsung ganti kayu. Panggil ahli pengendalian rayap untuk memeriksa sumber koloni. Biasanya, rayap datang dari tanah. Pasang perangkap rayap di sekeliling fondasi, dan lakukan pengobatan tanah dengan bahan khusus. Setelah itu, baru ganti bagian kayu yang rusak dengan bahan yang lebih tahan.