Klasifikasi Kayu: Jenis, Kelas, dan Cara Memilih yang Tepat untuk Proyek Anda

Saat memilih kayu untuk bangunan, klasifikasi kayu, sistem yang mengelompokkan kayu berdasarkan ketahanan, kekuatan, dan daya tahan alami terhadap serangga dan kelembapan. Ini bukan sekadar label—ini penentu apakah proyek Anda bertahan 10 tahun atau 50 tahun. Di Indonesia, kayu tidak dijual berdasarkan nama saja, tapi berdasarkan kelasnya. Kelas 1, kelas 2, kelas 4—angka-angka ini menentukan seberapa tahan terhadap rayap, cuaca, dan beban struktural. Kayu seperti kayu ulin, jenis kayu dari Kalimantan yang termasuk kelas 1, paling tahan lama dan paling berat di antara semua kayu lokal. Juga dikenal sebagai kayu besi, ulin bisa bertahan hingga 100 tahun tanpa perawatan, tapi harganya tinggi dan penebangannya sangat terbatas.

Lalu ada kayu bengkirai, kayu kelas 1 yang lebih terjangkau daripada ulin, tapi tetap sangat kuat dan tahan rayap. Banyak yang salah mengira bengkirai itu kelas 4, padahal jika diproses dengan benar, ia masuk kelas 1. Ini penting: kayu kelas 4 itu bukan kayu murah biasa, tapi jenis yang memang alami lemah terhadap serangga—biasanya dipakai untuk interior kering, bukan dek atau jembatan. Kalau Anda lihat daftar artikel di bawah, banyak yang membahas perbandingan antara ulin, bengkirai, merbau, dan kamper. Semua itu masuk dalam klasifikasi yang berbeda, dan memilih yang salah bisa bikin proyek Anda rusak dalam hitungan tahun. Jangan tergoda harga murah jika Anda butuh daya tahan. Kayu kelas 4 mungkin cocok untuk rak dinding, tapi tidak untuk kusen jendela di daerah lembap. Dan jangan lupa, kayu kelas 1 seperti ulin dan bengkirai tidak hanya kuat—mereka juga punya kepadatan tinggi, berat, dan sulit dipotong. Ini bukan kayu untuk tukang biasa. Anda butuh alat yang tepat, dan teknik yang benar.

Apa yang Anda Temukan di Daftar Artikel Ini?

Anda akan menemukan panduan jelas: apa itu kelas kayu, kenapa ulin harganya bisa sampai Rp120 juta per meter kubik, apakah bengkirai benar-benar tahan rayap, dan kapan sebaiknya Anda memilih alternatif lain. Tidak ada teori basah. Semua dibahas berdasarkan pengalaman nyata di lapangan, dari kontraktor, tukang kayu, dan pemilik rumah yang pernah salah pilih. Semua artikel di bawah ini adalah jawaban atas pertanyaan yang sebenarnya Anda tanyakan—bukan yang Anda duga harus ditanyakan.