Bayangkan sebuah pohon yang tingginya lebih dari 60 meter, batangnya sebesar mobil truk, dan umurnya melebihi seratus tahun. Bukan pohon sequoia di Amerika, tapi pohon ulin-jenis kayu paling keras di dunia-yang tumbuh liar di hutan Kalimantan. Pohon ulin terbesar yang pernah tercatat ada di Kalimantan, tepatnya di kawasan hutan tropis dataran rendah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Ini bukan legenda, tapi fakta yang didokumentasikan oleh para peneliti kehutanan dan tim eksplorasi dari Universitas Mulawarman pada tahun 2020.
Ulin Bukan Kayu Biasa
Ulin, atau dalam nama ilmiahnya Eusideroxylon zwageri, adalah kayu yang tahan terhadap serangan rayap, jamur, dan bahkan air laut. Kepadatannya mencapai 1.200 kg/m³, lebih berat daripada air. Itu sebabnya, kayu ulin digunakan untuk tiang jembatan, dermaga, dan bahkan rel kereta api di era kolonial Belanda. Di Kalimantan, pohon ulin tidak hanya bernilai ekonomi-ia adalah bagian dari kehidupan masyarakat adat Dayak, yang memandangnya sebagai simbol kekuatan dan ketahanan.
Di Mana Pohon Ulin Terbesar Ditemukan?
Pohon ulin terbesar yang pernah diukur memiliki diameter batang 2,8 meter dan tinggi 64 meter. Lokasinya berada di dalam kawasan hutan primer di Desa Muara Kaman, Kabupaten Kutai Timur. Pohon ini ditemukan oleh tim dari Balai Penelitian Kehutanan Kalimantan saat melakukan survei biodiversitas tahun 2020. Mereka menggunakan drone dan laser scanning untuk mengukur volume batang tanpa menebangnya-metode yang tidak merusak lingkungan.
Batang pohon ini cukup besar untuk menampung lima orang berdiri berjejer di dalam rongga alami yang terbentuk akibat pelapukan alami. Akarnya menjulang ke atas seperti menara, membentuk struktur alami yang melindungi tanah dari erosi. Pohon ini diperkirakan berumur lebih dari 140 tahun. Ini bukan pohon yang tumbuh dalam waktu singkat. Ulin tumbuh sangat lambat-hanya sekitar 1 cm per tahun dalam diameter batangnya. Artinya, pohon sebesar ini butuh ratusan tahun untuk mencapai ukuran seperti itu.
Mengapa Pohon Ulin Hanya Tumbuh di Kalimantan?
Ulin adalah spesies endemik. Ia hanya tumbuh secara alami di hutan hujan tropis Kalimantan, Sumatra, dan sebagian kecil di Semenanjung Malaysia. Tapi, pohon-pohon raksasa seperti yang di Kutai Timur hanya ada di Kalimantan. Alasannya sederhana: kondisi tanah dan iklim di Kalimantan Timur dan Tengah sangat ideal. Tanahnya kaya akan mineral dari sedimentasi sungai besar seperti Mahakam dan Barito, curah hujan tahunan mencapai 3.500 mm, dan kelembapan udara selalu di atas 80%.
Pohon ulin tidak bisa tumbuh di tanah berpasir, tanah asam, atau daerah yang mengalami kekeringan musiman. Di Sulawesi, meskipun ada pohon ulin, ukurannya tidak pernah mencapai ukuran raksasa. Pohon ulin di Sulawesi biasanya hanya mencapai diameter 1,2-1,5 meter. Di Kalimantan, pohon dengan diameter di atas 2 meter masih ditemukan-meski semakin langka.
Ulin Raksasa, Tapi Tidak Bisa Ditebang
Pohon ulin terbesar itu sekarang dilindungi. Pada tahun 2021, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkannya sebagai pohon keajaiban alam (Natural Wonder Tree) dan menempatkannya di dalam kawasan konservasi hutan lindung. Penebangan pohon ulin di Indonesia sudah dilarang sejak tahun 1998, dan pada 2019, seluruh spesies Eusideroxylon zwageri dimasukkan ke dalam daftar IUCN Red List sebagai spesies yang terancam punah.
Artinya, meskipun kayu ulin sangat dicari di pasar internasional-terutama untuk lantai mewah, kapal, dan dek pantai-kayu dari pohon alami tidak boleh lagi dijual secara legal. Yang beredar sekarang adalah kayu ulin dari pohon yang ditebang sebelum larangan, atau dari hutan tanaman industri yang dibudidayakan dengan sistem agroforestri. Tapi, kayu dari pohon buatan tidak sekeras dan seawet kayu dari pohon liar yang tumbuh selama seratus tahun.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Jika Anda mencari kayu ulin untuk proyek bangunan, pastikan Anda membeli dari sumber yang terverifikasi. Jangan percaya klaim "kayu ulin asli dari Kalimantan" jika penjual tidak bisa menunjukkan dokumen CITES atau sertifikat dari Kementerian LHK. Banyak penjual nakal yang menjual kayu jati belanda atau kayu meranti yang diwarnai hitam, lalu menyebutnya sebagai ulin.
Untuk proyek yang butuh kekuatan tinggi dan tahan lama, alternatif yang lebih ramah lingkungan adalah kayu kamper, kayu jati, atau komposit kayu-plastik yang sudah banyak tersedia di pasaran. Kayu ulin memang luar biasa, tapi keajaiban alam seperti pohon raksasa itu tidak bisa digantikan. Ia bukan hanya bahan bangunan-ia adalah warisan geologis dan ekologis yang tidak bisa diproduksi ulang.
Bagaimana Cara Mengenali Kayu Ulin Asli?
Ulin asli punya ciri-ciri yang sangat khas:
- Warna alami: coklat kehitaman, sering berkilau seperti dilapisi minyak
- Berat: satu meter kubiknya bisa mencapai 1,2 ton
- Bau: saat digergaji, mengeluarkan aroma seperti kayu cendana yang sedikit pedas
- Kekerasan: sulit ditebang dengan gergaji biasa-butuh gergaji berkecepatan tinggi atau alat berat
- Tahan air: tidak mengapung di air, bahkan tenggelam
Jika Anda membeli papan ulin dan harganya terlalu murah-misalnya di bawah Rp 8 juta per meter kubik-kemungkinan besar itu bukan ulin asli. Kayu ulin murni dari sumber legal saat ini dijual sekitar Rp 12-18 juta per meter kubik, tergantung kualitas dan asalnya.
Kenapa Pohon Ulin Terbesar Tidak Bisa Dibeli?
Sebuah pohon ulin raksasa bukan barang dagangan. Ia adalah bagian dari sistem ekosistem hutan yang kompleks. Akarnya menopang ratusan spesies serangga, burung, dan tumbuhan epifit. Batangnya menjadi rumah bagi burung enggang dan kelelawar. Daunnya jatuh dan menjadi pupuk alami bagi tanah. Saat pohon ini mati, ia tidak langsung hancur-ia tetap berdiri selama puluhan tahun, menjadi habitat bagi jamur, lumut, dan serangga pemecah kayu.
Membeli kayu ulin berarti mengambil bagian dari ekosistem ini. Tapi membeli pohon ulin raksasa? Itu tidak mungkin-dan seharusnya tidak pernah terpikirkan. Pohon itu bukan milik siapa pun. Ia milik hutan, milik Kalimantan, milik bumi.
Yang Bisa Anda Lakukan Sekarang
Jika Anda tertarik dengan kayu ulin, pilihlah yang legal dan berkelanjutan. Dukung produsen yang menggunakan kayu dari hutan tanaman atau daur ulang. Kunjungi kawasan konservasi seperti Taman Nasional Kutai untuk melihat pohon ulin raksasa secara langsung-dengan cara yang tidak merusak. Ambil foto, ceritakan kisahnya, dan ajak orang lain untuk menghargai keajaiban alam ini.
Pohon ulin terbesar tidak akan pernah dijual. Tapi keberadaannya bisa kita jaga. Dan itu jauh lebih berharga daripada semua kayu di dunia.
Di mana pohon ulin terbesar di dunia ditemukan?
Pohon ulin terbesar di dunia ditemukan di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Indonesia. Pohon ini memiliki diameter batang 2,8 meter dan tinggi 64 meter, dan diperkirakan berumur lebih dari 140 tahun. Lokasinya berada di hutan lindung yang dilindungi secara resmi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Bisakah pohon ulin ditebang dan dijual?
Tidak. Semua pohon ulin liar di Indonesia dilarang untuk ditebang sejak tahun 1998. Pada 2019, spesies ini masuk daftar IUCN Red List sebagai spesies terancam punah. Kayu ulin yang beredar sekarang berasal dari pohon yang ditebang sebelum larangan atau dari hutan tanaman yang dikelola secara berkelanjutan. Penjualan kayu ulin dari pohon alami adalah ilegal dan bisa dikenai sanksi pidana.
Apa bedanya kayu ulin Kalimantan dan Sulawesi?
Kayu ulin dari Kalimantan jauh lebih padat, keras, dan tahan lama dibandingkan yang dari Sulawesi. Pohon ulin di Kalimantan tumbuh lebih besar karena kondisi tanah dan iklim yang lebih ideal. Diameter batang pohon ulin di Kalimantan bisa mencapai 2,5-3 meter, sementara di Sulawesi biasanya hanya 1,2-1,5 meter. Kualitas kayu Kalimantan juga lebih stabil dan jarang retak saat dikeringkan.
Bagaimana cara memastikan kayu ulin yang dibeli asli?
Periksa warna (coklat kehitaman mengilap), berat (sangat berat, tenggelam di air), dan baunya (sedikit pedas seperti cendana). Gunakan gergaji untuk menggores permukaan-kayu ulin asli sangat sulit digores. Pastikan penjual menyediakan sertifikat CITES atau surat keterangan dari Kementerian LHK. Jika harganya terlalu murah (di bawah Rp 8 juta/m³), kemungkinan besar itu bukan ulin asli.
Apa alternatif kayu ulin yang ramah lingkungan?
Alternatif terbaik adalah kayu kamper, kayu jati, atau komposit kayu-plastik. Kayu kamper memiliki kekerasan mendekati ulin dan lebih mudah didapat secara berkelanjutan. Komposit kayu-plastik tahan air, tidak lapuk, dan tidak memerlukan penebangan pohon. Banyak produsen lokal di Kalimantan dan Jawa yang sudah memproduksi alternatif ini dengan kualitas tinggi.