Kayu bengkirai sering jadi pilihan utama saat membangun rumah, dek teras, atau jembatan di Indonesia. Tapi apakah benar-benar bagus? Banyak yang bilang ini kayu paling awet, tapi ada juga yang bilang harganya mahal dan sulit dikerjakan. Faktanya, kayu bengkirai punya kelebihan besar-tapi juga kekurangan yang tidak boleh diabaikan. Ini bukan soal "bagus" atau "tidak bagus". Ini soal apakah cocok untuk kebutuhanmu.
Apa Itu Kayu Bengkirai?
Kayu bengkirai, atau Shorea balanocarpoides, adalah jenis kayu keras alami dari hutan tropis Kalimantan. Ini bukan kayu impor, tapi lokal-dan itu penting. Kayu ini tumbuh di daerah beriklim basah, dengan pertumbuhan lambat, sehingga seratnya padat dan rapat. Di pasaran, kayu ini biasanya dijual dalam bentuk balok, papan, atau kayu lantai. Warna alaminya coklat kekuningan, dan saat baru dipotong, baunya agak pahit seperti kayu jati tapi lebih tajam.
Kayu ini masuk dalam kelas tahan alami kelas I, artinya secara alami sangat tahan terhadap serangan jamur, rayap, dan serangga. Ini bukan karena pengawetan kimia, tapi karena kandungan minyak alami dan senyawa fenolik di dalamnya. Tidak seperti kayu jati yang butuh waktu puluhan tahun untuk matang, bengkirai bisa dipanen setelah 30-40 tahun. Itu membuatnya lebih berkelanjutan daripada kayu ulin yang butuh 60+ tahun.
Kelebihan Kayu Bengkirai yang Tidak Bisa Diabaikan
Kalau kamu pernah melihat dek rumah yang sudah 15 tahun tapi masih kokoh dan tidak retak, kemungkinan besar itu kayu bengkirai. Ini bukan omong kosong. Di Banjarmasin, banyak rumah panggung di atas sungai yang pakai bengkirai sejak tahun 2000-an-dan masih berdiri tegak. Kenapa?
- Tahan rayap dan jamur: Uji laboratorium menunjukkan kayu bengkirai tidak dimakan rayap tanah (Coptotermes spp.) bahkan tanpa pengawet tambahan. Ini berbeda dengan kayu meranti yang butuh perawatan rutin.
- Kekuatan tinggi: Kekuatan tekan sejajar seratnya rata-rata 58 MPa, lebih tinggi dari kayu jati (45 MPa) dan jauh di atas kayu kamper (32 MPa). Artinya, bisa dipakai untuk struktur utama, bukan hanya ornamen.
- Tahan terhadap kelembapan: Di daerah lembap seperti Kalimantan Selatan, kayu ini tidak mudah melengkung atau retak meski terkena hujan terus-menerus.
- Warna alami stabil: Tidak mudah memudar seperti kayu sonokeling. Setelah 5 tahun di luar ruangan, warnanya hanya berubah menjadi abu-abu keperakan, bukan hancur atau berjamur.
Di proyek jembatan gantung di Kabupaten Tapin, kayu bengkirai dipakai sebagai balok utama. Setelah 12 tahun, tim pemeliharaan hanya menemukan sedikit kerusakan akibat cuaca-bukan karena serangga atau pelapukan.
Kekurangan Kayu Bengkirai yang Harus Kamu Tahu
Tapi jangan salah. Kayu bengkirai bukan kayu ajaib. Ada beberapa hal yang bikin banyak tukang mengeluh.
- Sangat keras: Ini kayu paling keras di antara kayu lokal. Bor biasa tidak bisa menembusnya tanpa mata bor khusus. Kalau kamu pakai bor kayu biasa, mata bor akan cepat tumpul. Harus pakai bor HSS atau karbida.
- Sulit dipaku: Paku biasa bisa bengkok atau patah saat dipukul. Solusinya? Gunakan paku stainless steel atau sekrup tahan karat. Lebih baik lagi, bor lubang panduan dulu sebelum memasang paku.
- Harga tinggi: Harga per kubik di pasaran Banjarmasin tahun 2025 sekitar Rp12 juta-Rp15 juta, tergantung kualitas dan tebal. Ini dua kali lipat dari kayu meranti dan hampir seharga kayu ulin.
- Perlu waktu pengeringan: Kayu basah dari hutan harus dikeringkan selama 4-6 minggu di tempat teduh sebelum dipakai. Kalau dipakai langsung, bisa retak atau melengkung setelah 3-6 bulan.
Seorang tukang di Martapura bercerita bahwa dia pernah memasang lantai bengkirai tanpa mengeringkan dulu. Hasilnya? Tiga bulan kemudian, 30% papan retak. Dia harus ganti semuanya. Pelajaran: jangan terburu-buru.
Bengkirai vs Ulin vs Jati: Mana yang Lebih Baik?
Ini pertanyaan paling sering diajukan. Mari kita bandingkan tiga kayu populer ini berdasarkan data nyata dari lapangan dan uji laboratorium.
| Fitur | Kayu Bengkirai | Kayu Ulin | Kayu Jati |
|---|---|---|---|
| Kelas tahan alami | I | I | I |
| Kekuatan tekan (MPa) | 58 | 75 | 45 |
| Harga per m³ (2025) | Rp12-15 juta | Rp18-25 juta | Rp10-13 juta |
| Tahan terhadap rayap | Ya, tanpa pengawet | Ya, tanpa pengawet | Ya, tapi lebih rentan di daerah lembap |
| Daya tahan di luar ruangan | 20-30 tahun | 30-50 tahun | 15-25 tahun |
| Kesulitan pengerjaan | Sangat sulit | Sangat sulit | Sedang |
| Keberlanjutan | Lebih berkelanjutan | Sangat terbatas | Terbatas (banyak dibudidayakan) |
Kayu ulin memang lebih kuat dan tahan lama, tapi harganya jauh lebih mahal dan pasokannya sangat terbatas. Jati lebih mudah dikerjakan, tapi tidak sekuat bengkirai di lingkungan lembap. Kalau kamu butuh keseimbangan antara daya tahan, harga, dan ketersediaan-bengkirai adalah pilihan paling masuk akal.
Cara Merawat Kayu Bengkirai agar Awet
Kayu bengkirai tidak butuh perawatan intensif, tapi tetap perlu sedikit perhatian.
- Jangan biarkan terendam air: Meski tahan lembap, jika terendam terus-menerus (misalnya di tepi sungai), bisa timbul jamur permukaan. Bersihkan dengan sikat dan air sabun setiap 6 bulan.
- Gunakan minyak kayu alami: Setiap 1-2 tahun, oleskan minyak kelapa atau minyak tung (tung oil) untuk menjaga warna dan mencegah retak kecil. Jangan pakai cat atau pernis-ini bisa mengunci kelembapan dan malah mempercepat kerusakan.
- Periksa sambungan dan paku: Setiap tahun, cek apakah ada paku yang longgar atau sekrup yang mulai karat. Ganti dengan paku stainless steel jika perlu.
- Hindari kontak langsung dengan tanah: Jika memakai kayu untuk tiang, pastikan ada jarak minimal 15 cm dari tanah. Gunakan beton atau batu sebagai alas.
Di rumah panggung di Sungai Martapura, pemiliknya hanya membersihkan kayu bengkirai dengan air sabun dan mengoleskan minyak kelapa setiap tahun. Setelah 18 tahun, tidak ada satu pun papan yang perlu diganti.
Kapan Kayu Bengkirai Tidak Cocok?
Ini penting: tidak semua proyek cocok pakai bengkirai.
- Untuk perabot dalam ruangan: Kayu ini terlalu keras dan berat. Lebih baik pakai kayu jati atau mahoni yang lebih mudah dibentuk dan lebih nyaman sentuhannya.
- Untuk proyek dengan anggaran sangat terbatas: Kalau kamu hanya punya dana Rp5 juta untuk lantai 10 m², bengkirai bukan pilihan. Pilih kayu meranti atau laminasi.
- Untuk pemula yang tidak punya alat khusus: Jika kamu belum pernah kerja dengan kayu keras, mulailah dengan kayu yang lebih lunak. Bengkirai bisa membuatmu frustrasi dan boros karena banyak material yang rusak saat dipotong.
Di Mana Beli Kayu Bengkirai yang Asli?
Di Banjarmasin, banyak penjual yang mengaku jual bengkirai asli-tapi banyak yang campur dengan kayu meranti atau kayu kapur. Cara paling aman:
- Cari penjual yang punya sertifikat dari Dinas Kehutanan atau LPK (Lembaga Pemeriksa Kayu).
- Periksa warna dan berat: Bengkirai asli beratnya lebih dari 800 kg/m³. Kalau terasa ringan, kemungkinan palsu.
- Uji dengan air: Teteskan air di permukaan kayu. Jika air menyerap pelan dan tidak meninggalkan noda, itu tanda kandungan minyak tinggi-ciri kayu bengkirai asli.
- Gunakan jasa tukang yang sudah berpengalaman. Mereka bisa langsung lihat dari serat dan bau.
Di Pasar Kayu Siring, ada tiga penjual yang konsisten jual bengkirai asli. Mereka punya gudang penyimpanan khusus dan bisa tunjukkan dokumen penebangan berkelanjutan.
Kesimpulan: Apakah Kayu Bengkirai Bagus?
Ya, kayu bengkirai bagus-untuk tujuan yang tepat. Jika kamu membangun dek, jembatan, tiang rumah, atau struktur luar ruangan yang butuh daya tahan 20 tahun ke atas, ini adalah salah satu pilihan terbaik di Indonesia. Tidak perlu mahal seperti ulin, tidak mudah rusak seperti meranti, dan cukup tersedia.
Tapi kalau kamu ingin kayu yang mudah dipotong, murah, atau untuk meja dan kursi dalam rumah-pilih yang lain. Jangan pakai bengkirai hanya karena "dikatakan awet". Gunakan karena kamu paham kelebihan dan kekurangannya.
Di Banjarmasin, banyak rumah tua yang masih berdiri karena pakai bengkirai. Itu bukan keberuntungan. Itu karena orang dulu paham: memilih kayu yang tepat, bukan yang paling murah, adalah investasi seumur hidup.
Apakah kayu bengkirai bisa dipakai untuk lantai dalam rumah?
Bisa, tapi tidak disarankan. Kayu bengkirai sangat keras dan dingin di kaki, kurang nyaman untuk lantai ruang tamu atau kamar tidur. Lebih baik pakai kayu jati, mahoni, atau laminasi yang lebih lembut dan lebih mudah dipasang. Bengkirai lebih cocok untuk lantai teras, garasi, atau area basah.
Berapa lama umur kayu bengkirai di luar ruangan?
Dengan perawatan minimal, kayu bengkirai bisa bertahan 20-30 tahun di luar ruangan. Di daerah kering seperti Kalimantan Tengah, bisa sampai 35 tahun. Di daerah lembap seperti Banjarmasin, 20-25 tahun adalah realistis. Ini jauh lebih lama dari kayu meranti (5-10 tahun) dan hampir setara dengan ulin.
Apakah kayu bengkirai ramah lingkungan?
Ya, jika dipanen secara berkelanjutan. Kayu bengkirai tumbuh lebih cepat daripada ulin dan tidak memerlukan pengawet kimia. Ini membuatnya lebih ramah lingkungan daripada kayu impor yang diawetkan dengan CCA. Pastikan kamu beli dari sumber yang bersertifikat FSC atau dari hutan yang dikelola secara berkelanjutan.
Bisakah kayu bengkirai dicat?
Bisa, tapi tidak disarankan. Cat bisa mengunci kelembapan di dalam kayu, yang justru mempercepat pelapukan dari dalam. Jika kamu ingin warna lebih gelap, gunakan minyak kayu alami seperti minyak tung atau minyak kelapa. Ini tetap membiarkan kayu "bernafas" dan menjaga daya tahannya.
Kenapa harga kayu bengkirai naik tahun 2025?
Harga naik karena penurunan pasokan akibat kebijakan penebangan berkelanjutan di Kalimantan. Pemerintah membatasi penebangan liar, dan banyak perusahaan besar beralih ke kayu buatan atau alternatif. Sementara permintaan tetap tinggi, terutama dari proyek wisata dan rumah panggung. Akibatnya, harga naik 15-20% sejak 2023.
Dani leam
Sudah pakai bengkirai untuk dek rumah 10 tahun lalu. Sampai sekarang nggak ada retak, nggak ada rayap. Cuma bor-nya sering tumpul, harus ganti tiap 3 papan. Tapi worth it.
Minyak kelapa tiap tahun aja udah cukup. Nggak perlu cat atau pernis.
Rahmat Widodo
Baru aja beli bengkirai buat jembatan kecil di belakang rumah. Tukangnya bilang ini lebih susah dikerjain daripada ulin, tapi harganya jauh lebih masuk akal. Aku cek beratnya, 830 kg/m³ - jadi yakin ini asli.
Yang penting jangan langsung pasang, harus dikeringin dulu 6 minggu. Aku udah belajar dari kesalahan orang lain.
Yuliana Preuß
aku pake bengkirai buat teras 🌿 udah 8 tahun, warnanya jadi abu-abu keperakan, indah banget kayak kayu tua di pedesaan Jepang 😍
minyak kelapa tiap tahun, cuma itu. nggak pernah ganti papan. ini kayu yang bercerita, bukan cuma bahan bangunan 💚
Emsyaha Nuidam
Ini cuma pemasaran hijau yang dibungkus ilmu teknik. Semua kayu lokal bisa awet kalau kamu nggak biarin terendam air. Tapi karena kamu gak punya uang buat ulin, kamu terima bengkirai sebagai "solusi cerdas". 😒
Minyak tung? Itu mah mahal banget, kamu nggak bisa beli di warung. Jangan jadi korban marketing kayu "sustainable".
Dani Bawin
GAJADI BAGUS KALO HARGANYA 15 JUTA PER M3 🤡
Ulin 25 juta, bengkirai 15 juta, tapi kamu harus beli bor karbida, sekrup stainless, waktu 6 minggu buat keringin... itu semua tambah biaya!
Lebih baik beli laminasi + coating anti rayap, murah, cepat, dan bisa diganti kalo rusak 😎
Tulis komentar