Kayu bengkirai adalah salah satu jenis kayu tropis yang paling banyak digunakan di Indonesia, terutama untuk konstruksi rumah, jembatan, dan dek luar ruangan. Bukan tanpa alasan-kayu ini dikenal karena ketahanannya yang luar biasa terhadap cuaca, serangga, dan kelembapan. Tapi banyak orang masih bertanya: apa sebenarnya fungsi kayu bengkirai? Jawabannya tidak cuma soal kekuatan, tapi juga keseimbangan antara harga, daya tahan, dan kemudahan pengerjaan.
Kayu Bengkirai Bukan Kayu Sembarangan
Kayu bengkirai (scientific name: Shorea balanocarpoides) berasal dari hutan hujan tropis di Kalimantan dan Sumatra. Ini bukan kayu biasa yang bisa kamu temukan di toko kayu pinggir jalan. Kayu ini termasuk dalam kelompok ironwood-kayu berat, padat, dan sangat tahan lama. Densitasnya sekitar 0,8-0,9 g/cm³, lebih berat daripada kayu jati biasa. Itu sebabnya, kalau kamu pernah mengangkat papan bengkirai, kamu tahu betapa beratnya.
Warnanya cokelat kekuningan, sering kali dengan garis-garis halus yang terlihat jelas setelah diampelas. Permukaannya halus, tidak mudah retak, dan tidak mudah melengkung meski terkena hujan terus-menerus. Ini bukan mitos-ini fakta yang sudah dibuktikan di proyek-proyek nyata, seperti dek pantai di Bali atau jembatan gantung di pedalaman Kalimantan.
Fungsi Utama Kayu Bengkirai: Tahan Air dan Rayap
Fungsi paling penting dari kayu bengkirai adalah ketahanannya terhadap air dan serangga. Kayu ini mengandung minyak alami yang membuatnya hampir tidak bisa diserang oleh jamur, rayap, atau kutu kayu. Tidak perlu perawatan khusus seperti coating berulang kali. Di daerah dengan kelembapan tinggi seperti Samarinda, di mana hujan turun hampir setiap hari, kayu bengkirai tetap utuh selama 15-25 tahun tanpa penggantian.
Bandingkan dengan kayu kelas III seperti meranti atau pinus-mereka butuh lapisan anti-rayap dan cat ulang setiap 2-3 tahun. Kayu bengkirai? Cukup dibersihkan dan dibiarkan alami. Banyak rumah modern di Kalimantan dan Sumatra memilih kayu ini untuk lantai teras, pagar, atau tiang penyangga karena tidak pernah ada keluhan soal kerusakan akibat rayap.
Untuk Apa Kayu Bengkirai Biasanya Digunakan?
Kayu bengkirai punya banyak fungsi praktis di dunia konstruksi. Ini beberapa penggunaan paling umum:
- Lantai teras dan dek luar ruangan-karena tidak licin saat basah dan tidak mudah retak, ini pilihan utama untuk area yang sering terkena hujan.
- Atap dan rangka atap-karena kekuatannya, banyak yang memakainya untuk balok utama rumah, terutama di daerah beriklim tropis.
- Pagar dan tiang penyangga-tahan terhadap cuaca ekstrem, jadi cocok untuk pagar luar rumah atau tiang jembatan kecil.
- Perabot luar ruangan-kursi, meja, atau bangku taman yang dibuat dari bengkirai bisa bertahan lebih dari 10 tahun tanpa cat ulang.
- Proyek infrastruktur-jembatan gantung, dermaga, dan tanggul di daerah pesisir sering menggunakan kayu ini karena tahan terhadap air asin.
Di Samarinda, kamu bisa lihat banyak rumah tradisional yang masih menggunakan kayu bengkirai untuk lantai atas dan teras. Itu bukan karena kebiasaan-tapi karena orang tahu: ini kayu yang tidak perlu diganti.
Kayu Bengkirai vs Ulin: Mana Lebih Baik?
Sering kali orang bingung memilih antara kayu bengkirai dan kayu ulin. Keduanya sama-sama kuat, sama-sama tahan air, dan sama-sama mahal. Tapi ada perbedaan penting:
| Aspek | Kayu Bengkirai | Kayu Ulin |
|---|---|---|
| Densitas (g/cm³) | 0,8-0,9 | 1,1-1,3 |
| Ketahanan terhadap rayap | Sangat tinggi | Ekstrem |
| Harga per m³ (2025) | Rp12-15 juta | Rp18-25 juta |
| Kemudahan pengerjaan | Mudah dipotong dan dipaku | Sangat sulit, butuh alat khusus |
| Masa pakai estimasi | 15-25 tahun | 30-50 tahun |
Jika kamu butuh kayu yang kuat, tahan lama, tapi tetap bisa dikerjakan dengan alat biasa, bengkirai adalah pilihan cerdas. Tapi jika kamu membangun proyek yang butuh keawetan maksimal-misalnya dermaga laut atau tiang jembatan besar-ulin tetap yang terbaik. Hanya saja, harganya hampir dua kali lipat, dan pengerjaannya membutuhkan tenaga ahli.
Kelebihan dan Kekurangan Kayu Bengkirai
Setiap material punya sisi baik dan buruk. Ini yang perlu kamu tahu sebelum membeli:
Kelebihan:
- Tahan terhadap air, jamur, dan rayap tanpa perlakuan kimia
- Harga lebih terjangkau dibanding ulin
- Mudah diproses dengan alat konstruksi standar
- Warna alami cantik, tidak perlu dicat
- Stabil, tidak mudah melengkung atau retak
Kekurangan:
- Berat-butuh tenaga ekstra saat pemasangan
- Tidak cocok untuk finishing halus seperti mebel indoor
- Warna bisa berubah menjadi abu-abu jika tidak dirawat (tapi ini tidak merusak struktur)
- Permintaan tinggi membuat pasokan kadang terbatas
Kebanyakan orang salah mengira bahwa kayu bengkirai harus dicat atau dilapis. Nyatanya, justru semakin kamu membiarkannya alami, semakin indah warnanya menjadi-perlahan berubah jadi abu-abu keperakan, seperti kayu driftwood. Banyak arsitek modern justru menyukai tampilan ini untuk desain kontemporer.
Perawatan Kayu Bengkirai: Harus Dicat?
Jawaban singkatnya: tidak perlu. Kayu bengkirai tidak butuh cat, minyak, atau pelapis anti-rayap. Tapi kamu bisa memilih untuk merawatnya agar warnanya tetap cerah.
Jika kamu ingin mempertahankan warna kuning kecokelatan aslinya, gunakan minyak kayu alami seperti teak oil atau tung oil. Aplikasikan setiap 1-2 tahun sekali. Jika kamu tidak peduli dengan warna, cukup bersihkan dengan air dan sikat kasar setiap 6 bulan. Jangan pakai sabun kimia-bisa mengikis minyak alami kayu.
Di rumah-rumah tradisional di Kalimantan, kayu bengkirai sering dibiarkan tanpa perawatan sama sekali. Setelah 15 tahun, warnanya memang berubah, tapi strukturnya tetap kokoh. Itu karena minyak alaminya sudah cukup untuk melindungi kayu dari dalam.
Bagaimana Memilih Kayu Bengkirai yang Baik?
Jangan tergoda oleh harga murah. Kayu bengkirai palsu atau kayu yang sudah terlalu lama disimpan bisa jadi rapuh. Ini cara memilih yang benar:
- Pilih kayu yang berat dan padat-jika kamu angkat, rasanya seperti batu.
- Cek seratnya: harus rapat, tidak berlubang, dan tidak ada retak kecil.
- Ambil contoh kecil dan gosok dengan kertas amplas-jika keluar minyak berwarna kekuningan, itu tanda bagus.
- Hindari kayu yang berbau apek atau ada jamur putih-itu tanda sudah terkena kelembapan berlebihan.
- Pastikan kayu sudah dikeringkan secara alami (seasoned), bukan langsung dari hutan.
Kebanyakan penjual di pasar kayu di Samarinda atau Banjarmasin sudah tahu ciri-ciri ini. Tanyakan asal kayu dan waktu pengeringannya. Kayu yang dikeringkan alami selama 6-12 bulan jauh lebih stabil daripada yang dikeringkan pakai mesin.
Apakah Kayu Bengkirai Ramah Lingkungan?
Ini pertanyaan penting. Kayu bengkirai berasal dari hutan tropis, dan penebangan liar pernah menjadi masalah besar. Tapi sekarang, banyak perusahaan kayu di Kalimantan sudah bersertifikat FSC (Forest Stewardship Council). Artinya, kayu ini berasal dari hutan yang dikelola secara berkelanjutan.
Kalau kamu ingin membeli dengan hati tenang, carilah kayu yang memiliki sertifikat. Jangan beli dari penjual yang tidak bisa menunjukkan asal-usulnya. Kayu bengkirai yang legal tidak hanya lebih aman secara lingkungan-tapi juga lebih awet karena diproses dengan standar yang benar.
Kenapa Kayu Bengkirai Masih Jadi Pilihan Utama?
Di tengah maraknya bahan alternatif seperti komposit plastik atau kayu rekayasa, kayu bengkirai tetap menang. Kenapa?
Karena ia tidak cuma kuat. Ia punya kehidupan. Ia berubah warna seiring waktu, tapi tidak hancur. Ia tidak butuh listrik untuk diproses. Ia tidak mengeluarkan zat kimia berbahaya. Ia bisa didaur ulang atau dibakar tanpa mencemari tanah.
Di rumah-rumah tua di Kalimantan, kamu masih bisa lihat lantai bengkirai dari tahun 1980-an yang masih kokoh. Itu bukan keajaiban. Itu bukti bahwa kayu alami yang dipilih dengan tepat bisa bertahan lebih lama dari teknologi modern.
Jadi, jika kamu sedang merencanakan proyek rumah, teras, atau dek luar ruangan-kayu bengkirai bukan sekadar pilihan. Ini adalah investasi yang masuk akal, tahan lama, dan penuh karakter.
Apakah kayu bengkirai bisa digunakan untuk lantai dalam rumah?
Bisa, tapi tidak disarankan untuk ruangan basah seperti kamar mandi. Kayu bengkirai sangat cocok untuk lantai ruang tamu, ruang keluarga, atau koridor karena tahan terhadap kelembapan dan tidak licin. Tapi untuk kamar mandi, lebih baik pilih keramik atau vinyl. Kayu bengkirai memang tahan air, tapi tidak dirancang untuk terendam atau terkena semprotan air terus-menerus.
Berapa lama umur kayu bengkirai jika dipakai di luar ruangan?
Jika dipasang dengan benar dan tidak terkena genangan air, kayu bengkirai bisa bertahan 15-25 tahun di luar ruangan. Di daerah dengan iklim tropis seperti Kalimantan, banyak dek dan pagar dari kayu ini yang masih utuh setelah 20 tahun tanpa penggantian. Ini jauh lebih lama daripada kayu kelas III seperti meranti atau pinus.
Apakah kayu bengkirai lebih mahal dari kayu jati?
Tidak selalu. Kayu jati kelas tinggi bisa lebih mahal, terutama jika berasal dari hutan jati tua. Tapi kayu bengkirai biasanya lebih murah daripada jati berkualitas tinggi, dan jauh lebih tahan lama. Untuk proyek luar ruangan, bengkirai lebih hemat jangka panjang karena tidak perlu dicat atau dirawat rutin.
Bisakah kayu bengkirai dicat?
Bisa, tapi tidak perlu. Kayu bengkirai punya minyak alami yang melindunginya dari cuaca. Jika kamu tetap ingin mengecatnya, pastikan pakai cat berbasis minyak, bukan cat air. Cat air bisa mengelupas lebih cepat karena kayu ini tidak menyerap air dengan baik. Tapi kebanyakan orang memilih biarkan warna alaminya-justru itu yang membuatnya terlihat klasik dan elegan.
Di mana bisa dapatkan kayu bengkirai asli?
Di Kalimantan, pasar kayu di Banjarmasin, Samarinda, dan Balikpapan adalah sumber terbaik. Pilih penjual yang bisa menunjukkan sertifikat asal kayu dan proses pengeringan. Hindari penjual yang menawarkan harga sangat murah-kemungkinan besar itu kayu yang sudah rusak atau bukan bengkirai asli. Jangan ragu minta sampel sebelum membeli dalam jumlah besar.
Jika kamu sedang membangun atau merenovasi rumah, pilih kayu bengkirai bukan karena tren. Pilih karena ia bekerja-tanpa ribet, tanpa perawatan berlebihan, dan tanpa keharusan mengganti setiap beberapa tahun. Ini bukan kayu biasa. Ini kayu yang dirancang oleh alam untuk bertahan.