Harga Kayu Langka: Daftar Harga dan Faktor yang Membuatnya Selangit

kayu langka, jenis kayu alami yang sangat sulit ditemukan karena pertumbuhan lambat, penebangan ilegal, dan habisnya hutan alami. Also known as kayu eksotis, it is often the only choice for high-end construction, luxury furniture, and marine structures where durability matters more than cost. Di Indonesia, kayu ulin adalah yang paling dikenal—bisa mencapai Rp120 juta per meter kubik. Bukan karena nama besar, tapi karena pohonnya tumbuh hanya 1-2 cm per tahun, hidup hingga 700 tahun, dan hanya tumbuh di hutan Kalimantan yang semakin menipis.

kayu bengkirai sering jadi alternatif, harganya lebih terjangkau tapi tetap kuat dan tahan rayap. Tapi kalau kamu lihat daftar harga, bahkan bengkirai bisa naik 30% dalam setahun karena permintaan tinggi dan pasokan turun. kayu ebony dan kayu rosewood yang datang dari luar Indonesia juga ikut naik harganya karena larangan ekspor dari negara asalnya. Semua ini bukan soal tren, tapi soal kelangkaan nyata. Kayu-kayu ini tidak bisa ditanam ulang dalam waktu singkat. Kalau kamu beli sekarang, kamu beli sisa terakhir dari alam yang sudah hampir habis.

Kenapa harga bisa melonjak sampai begitu? Tiga alasan utama: pertama, penebangan liar membuat pasokan semakin sedikit. Kedua, biaya transportasi dari hutan pedalaman ke pelabuhan itu mahal—bukan cuma bensin, tapi juga izin, biaya legal, dan risiko disita. Ketiga, banyak pembeli asing yang bersedia bayar lebih untuk kayu yang punya nilai estetika dan sejarah. Jadi, harga bukan hanya soal kayu, tapi soal sejarah, hukum, dan keberlanjutan.

Yang perlu kamu ingat: kayu langka bukan cuma barang mewah. Ini adalah sumber daya yang sedang punah. Setiap kali kamu membeli kayu ulin atau ebony, kamu sebenarnya ikut menentukan apakah hutan itu masih punya masa depan. Di bawah ini, kamu akan temukan daftar lengkap harga terbaru, perbandingan antar jenis, dan fakta-fakta yang jarang dibahas—semua dari artikel-artikel yang benar-benar berdasarkan data lapangan, bukan asumsi.